Palangka Raya, 19 Juni 2023
Perasaan gelisah kembali menghantui tubuh saya. Badan serasa
lemas, dan mengigil karena terkena angin malam. Maklum, saya sedang menunggu
kedatangan mobil di pinggir jalan. Sambil berdiri menenteng tas koper dengan mata
yang berusaha menjangkau kedua bahu jalan untuk memastikan driver travel
pesanan saya tidak kesasar.
Setelah setengah jam menunggu, akhirnya jemputan saya pun
datang. Rute perjalanan saya kali ini agak panjang dan memakan waktu yang lama.
Dari Kota Palangka Raya yang terletak di Kalimantan Tengah. saya akan menuju
Kota Balik Papan yang terletak di Kalimantan Timur, kurang lebih perjalanan ini
memakan waktu hampir 18 jam lamanya.
Setelah 2 tahun berdomisili di Palangaka Raya, di tahun ini saya
memutuskan untuk pulang ke kampung halaman saya yang berada di Surga terpencil
di ujung timur Negara ini.
Tak terasa telah dua tahun lamanya, saya berdiam di kota yang
populer dengan slogan “Kota Cantik Palangka Raya”. Tidak hanya takjub dengan
tatanan kotanya yang rapi tetapi juga
dengan orang – orang aslinya yang cantik dan tampan bak orang korea “memang
cocok diberi gelar Kota cantik” ucap saya saat pertama kali datang.
Kembali lagi ke perjalanan, meskipun hampir seharian duduk dalam
mobil, pantat saya serasa mati rasa dan punggung saya pun nyeri-nyeri hot. Saya
menikmati perjalanan itu dengan penuh semangat meskipun semangat itu kadang
terbawa dalam mimpi tidur saya. Sekitar pukul 06.00 WIB saya terbangun dan
tersadar bahwa kami sudah berada di daerah Banjarmasin, Kalimantan selatan.
Driver travel memutuskan untuk beristirahat sejenak di Masjid yang lumayan besar. Sementara itu penumpang-penumpang yang lain, memanfaat jeda waktu ini, untuk membersihkan diri dan mencari sarapan atau snack.
Dari arah
kejauhan terlihat warung makan yang sudah tua, dengan Seorang wanita lansia
renta duduk di depan warung, berharap rezekinya hari itu datang dalam wujud
pembeli yang mampir ke warung tua miliknya.
“Bu, saya mau makan”. “Mau makan apa nak ?” tanya wanita itu
dengan nada halus. “Apa aja Bu hahaha”. Jawab saya pelan, sambil melihat isi
dompet. Sekitar, 10 menit menunggu wanita tua itu datang dengan membawa
sepiring nasi kuning dengan sepotong paha ayam, mie, dan telur balado di atas
piring itu. Tanpa menunggu lama semua makanan itu habis masuk ke perut, disusul
tegukan teh hangat yang melegahkan dahaga.
Tak lama, bunyi klakson mobil terdengar nyaring dari arah
masjid, pertanda driver travel memanggil kami untuk melanjutkan perjalanan ini.
Lekas, saya dan para penumpang lainnya masuk lalu kemudian terlarut dalam tidur
di atas pangkuan kursi travel itu. Terkadang, di tengah perjalanan saya sering
menatap ke luar kaca mobil untuk menghilangkan kantuk. Atau sekadar bersenda
gurau bersama driver dan penumpang-penumpang lain untuk mempererat ikatan
nurani hahaha.
Part 2…



0 komentar:
Posting Komentar